Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Humaniora

Mengurut Silsilah Ketidakwarasan

Tak hanya dunia untung-buntung yang dibuat buntu oleh pagebluk ini.  Tetapi juga nalar sebagian manusia turut buntu dibuatnya.  Nalar yang buntu dapat menjadi penuntun ketidakwarasan jika akal sehat jatuh sakit, tak kuasa menahan serangan pagebluk.  Manusia-manusia menolak patuh tunduk terhadap protokol kesehatan berdalilkan konspirasi, sudah cukup menjadi contoh.  Separuh wajah tak berhijab di tengah keramaian, menolak rapid test , bergumul tanpa jarak adalah bisa jadi adalah  symptom  penanda keberadaan penganut aliran ini.  Kadang kita agak sulit menuntun pikiran kita menapaki jengkal demi jengkal jalan pikiran mereka.  Sebab realitas menunjukkan bahwa virus yang hingga saat ini silsilahnya masih diperdebatkan nyatanya berbahaya bagi manusia.  Buktinya, korban sudah berjatuhan.  Bukan satu atau dua saja tetapi jutaan manusia telah jadi korban.  Bahkan tenaga medis yang tak diragukan lagi keilmuannya akan masalah ini tak luput jadi korban.  Maka atas alasan itu dibuatlah protokol kes

Nasi Kuning Pangkep Cabang Ampera: Hidung Terhipnotis, Lidah Termanjakan

Di Kota Jayapura, kuliner Pangkep yang enak bukan hanya Ikan Bakar dan Konro, tetapi juga Nasi Kuningnya.  Tidak percaya? Datanglah ke bilangan Pasar Ampera, tepatnya di samping toko legendaris "Saudara Dua", untuk mencicipi Nasi Kuning Pangkep. Nasi kuning dijual di gerobak dan mulai buka setiap hari dari jam 06.00 pagi, kecuali hari Minggu. Penjualnya, seorang ibu perantau dari Pangkep, Sulawesi Selatan yang sepertinya sudah naik haji.  Jadi bisa jadi dinamakan Nasi Kuning Pangkep karena penjualnya orang Pangkep.  Saya pertama kali kenal nasi kuning ini dari tetangga yang juga orang Pangkep.  Katanya enak, jadi beliau sering beli di sana.  Nasi Kuning Pangkep Cabang Ampera Lauk pelengkap nasi kuning tersedia macam-macam.  Ada telur bulat balado, telur ceplok dan ikan ekor kuning (tuna). Selain itu, porsinya bisa diatur. Tergantung kemampuan dompet dan daya tampung lambung tengah.  Ibu Haji menyediakan porsi setengah dan porsi full . Harganya pun cukup bersahabat. Untuk pors

Nggak Pake Helm Tapi Pake Masker

Rompi Pesakitan Pengendara Tak Bermasker (Sumber : iNewsPapua.id) Bagi Anda yang berdiam di Papua tepatnya di Kota Jayapura, dari judul mungkin sudah bisa menerka, hal apa gerangan yang akan saya ceritakan malam ini. Itu karena kita sama-sama saksi fenomena unik ini. Tapi bagi anda yang berdiam di kota atau tempat lain, itu lain lagi. Kita sedang berada pada posisi dan situasi berbeda. Jadi jangankan menerka, mengerayangi alur cerita pun tak sanggup karena semuanya masih gelap. Karena kegelapan itulah, bisa jadi ada yang langsung men judge , ini pasti cerita sampah. Cerita sampah setara konten sampah yang rame diproduksi youtubers akhir-akhir ini.  Untuk itu, agar yang gelap-gelap segera terang, izinkan saya cepat-cepat bercerita. Bukankah lebih cepat lebih baek ? Kata Yusuf Kalla, tokoh Bugis-Makassar yang kisahnya sedikit unik karena pernah dua kali menjadi Wapres pada waktu tak berurutan mendampingi dua Presiden berurutan tapi beda orang. Corona yang baru ada tak hanya baru bagi ke

Mengintip Peluang Bisnis dari Isi Tas Corona

Model Tas Corona (Sumber : WAG)  Pandemi Covid19 mendistrupsi dunia. Sebuah realitas tak terbantahkan saat ini. Budaya manusia pun tak luput  terdistrupsi.  Sebelum musuh tak terlihat ini hadir, interaksi manusia begitu bebas tak berjarak.  Namun dengan kehadirannya, budaya social distancing , physical distancing, jaga jarak atau apapun istilahnya beserta turunan-turunannya, tiba-tiba terlahir dan menjadi budaya baru manusia seantero jagad. Fenomena ini bukan lagi evolusi tetapi revolusi budaya. Sebab dalam tempo hanya sekitar tiga bulan budaya manusia tiba-tiba berubah, dari interaksi yang begitu luwes menjadi terbatas. Perubahan budaya yang sangat cepat ini disebabkan karena sepertinya manusia terbatasi waktu untuk menformulasikan model adaptasi baru menghadapi Covid19. Dari sudut pandang sosiologi, perubahan budaya seperti ini terlahir sebagai respon manusia terhadap serangan covid19 yang mengancam eksistensinya.  Dari sudut pandang biologi, teori evolusi Charles Darwin menyebutkan