Skip to main content

Mengintip Peluang Bisnis dari Isi Tas Corona

Model Tas Corona (Sumber : WAG) 
Pandemi Covid19 mendistrupsi dunia. Sebuah realitas tak terbantahkan saat ini. Budaya manusia pun tak luput  terdistrupsi.  Sebelum musuh tak terlihat ini hadir, interaksi manusia begitu bebas tak berjarak.  Namun dengan kehadirannya, budaya social distancing, physical distancing, jaga jarak atau apapun istilahnya beserta turunan-turunannya, tiba-tiba terlahir dan menjadi budaya baru manusia seantero jagad. Fenomena ini bukan lagi evolusi tetapi revolusi budaya. Sebab dalam tempo hanya sekitar tiga bulan budaya manusia tiba-tiba berubah, dari interaksi yang begitu luwes menjadi terbatas. Perubahan budaya yang sangat cepat ini disebabkan karena sepertinya manusia terbatasi waktu untuk menformulasikan model adaptasi baru menghadapi Covid19.

Dari sudut pandang sosiologi, perubahan budaya seperti ini terlahir sebagai respon manusia terhadap serangan covid19 yang mengancam eksistensinya.  Dari sudut pandang biologi, teori evolusi Charles Darwin menyebutkan bahwa hanya spesies yang mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang akan bertahan hidup sementara yang tidak mampu akan punah.

Turunan dari budaya baru ini ternyata merambah hingga isi tas yang disarankan menemani saat bepergian. Sebuah hal sederhana tetapi cukup menarik. Kenapa menarik karena setelah memperhatikan satu per satu isi tas yang disarankan, di situ ternyata ada peluang bisnis kecil-kecilan. Dan sepertinya cocok untuk orang kantoran. Cocok disini dalam arti tidak menggangu pekerjaan utama ketika dijalankan.

Sebelum Covid19 hadir, handsanitizer, masker, alat bantu buka pintu, sabun cair, semprotan disinfektan, kantong masker habis pakai, dan masker hanya menjadi kebutuhan orang-orang tertentu saja. Dengan hadirnya Covid19, kebutuhan akan barang-barang tersebut berubah menjadi kebutuhan banyak orang, tak terkecuali orang kantoran. Di sinilah peluang bisnis tercipta karena ada peningkatan demand. Apalagi di awal era new normaldemand akan naik drastis karena orang-orang sudah mulai masuk kerja. Tentu orang akan mencari barang-barang ini sebagai bentuk adaptasi terhadap Covid19. Jadi tidak ada salahnya jika bisnis ini mulai dijajaki oleh orang-orang kantoran. Toh tidak akan menggangu pekerjaan utama karena marketnya ada di tempat kerja. Hitung-hitung buat tambahan uang garam di dapur.








  

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Sebungkus Nasi Kuning Jadi Honor Pertama dari Menulis

Tulisan dibayar pake uang bagi sebagian blogger adalah impian.  Saya pun demikian.  Mengapa tidak? Menulis untuk uang sama sekali jauh dari kata tabu untuk diimpikan? Sebab jika penulis dipandang sebagai profesi, maka itu adalah profesi yang halal sepanjang si penulis menulis yang baik-baik saja. Hanya bagi saya, uang dari tulisan sebatas bonus tambahan untuk melengkapi rasa puas yang saya dapatkan setelah menulis. Sebab kepuasan batin adalah motif utama kenapa saya menulis.   Apalagi jika pembaca berkenan berkomentar atas tulisan yang ter publish , kepuasan itu jadinya berlipat-lipat. Pengalaman pertama tentu berkesan.  Mungkin sebagian besar orang sepakat dengan pernyataan ini.  Cinta pertama, pandangan pertama, atau cinta pada pandangan pertama dan yang pertama-pertama lainnya tentu selalu tersimpan dan terjaga dengan baik dalam memori otak. Kesan atas yang pertama-pertama makin tertancap dengan kuat dalam chip memori otak, ketika yang pertama itu telah lama diimpikan untuk menja

Berbagi Pengalaman Mengurus KTP yang Hilang pada masa Pandemi Covid19 di Dukcapil Kota Jayapura

Mungkin ada sebagian orang yang penasaran akan rupa pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Jayapura di masa Pandemi Covid19 ini.  Untuk itu saya akan bercerita sekelumit pengalaman pribadi ketika mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang hilang. Semoga cerita ini dapat memberikan sedikit gambaran akan rupa pelayanan publik di Dukcapil Kota Jayapura saat ini. Semua bermula ketika saban hari saya kehilangan dompet yang berisi KTP dan beberapa surat penting di dalamnya. Untuk itu, mengurus KTP yang hilang menjadi prioritas pertama dibanding surat-surat penting lainnya. Sebab untuk mengurus yang lain selalu mensyaratkan KTP. Setelah mengurus Surat Kehilangan Barang dari Kepolisian setempat, segera saya mencari informasi tentang prosedur pengurusan KTP yang hilang. Seperti biasa, bertanya ke sahabat yang sehari-hari bekerja di lingkungan Pemkot Jayapura adalah cara cepat mendapatkan informasi akurat dan terpercaya terkait pelayanan publik di kota ini.  Da