Skip to main content

Bengkel Ketapang, Bengkel Kuda Besi Recommended di Kota Jayapura

  • Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi agar lebih selektif memilih bengkel kendaraan roda dua di Kota Jayapura. Sebab ada beberapa bengkel yang mekaniknya kurang terampil. Akibatnya adalah ibarat kepala yang gatal, kaki yang dapat garuk atau kantong dapat kuras tetapi kendaraan tetap ringkih.
  • Berdasarkan pengalaman pribadi, Bengkel Ketapang di bilangan jalan Argapura, Kota Jayapura, recommended untuk perbaikan kendaraan roda dua.  Mekaniknya terampil dan etikanya sangat baik kepada customer.

Sebulan yang lalu, saya sempat terganggu dengan suara motor saya saat berkendara. Terganggu karena suaranya makin bising, pertanda mesin sedang tidak baik-baik saja.  Karena suaranya makin menjadi-jadi, saya menyegerakan diri mencari bengkel. 

Saat itu hari masih pagi.  Jadi belum banyak bengkel yang buka. Menelusuri satu per satu bengkel yang ada di Kota Jayapura akhirnya mengantarkan saya pada suatu bengkel. Dari kejauhan terlihat bengkel tersebut telah buka.  Bengkelnya pun meyakinkan karena cukup besar dan banyak motor yang parkir di depannya.  Tanpa berlama-lama, saya segera memacu motor mendekati bengkel tersebut.  Setelah parkir, tanpa basa basi, saya langsung sampaikan gangguan motor saya.  Mekaniknya pun langsung beraksi. Bongkar bagian mesin sumber bunyi berisik tersebut. Setelah main bongkar-bongkar, mekaniknya langsung menawarkan kepada saya beberapa komponen yang harus diganti agar suara mesin kembali seperti semula.  

Merasa tidak tahan dengan suara mesin yang makin berisik saat ditunggangi, saya pun mempersilahkan mereka menggantinya walaupun ongkos onderdilnya cukup mahal.  Setelah mengganti sana sini, suara mesin tak kunjung membaik.  Mekaniknya datang lagi ke saya menawarkan spare part lain untuk diganti.  Saya pun mempersilahkan dengan syarat tidak ada pergantian onderdil yang tidak bermasalah.
Jam berganti jam, motor juga belum kelar-kelar. Bahkan mereka membongkar habis mesin-mesinnya.  Di sini saya mulai curiga.  Jangan-jangan mereka tidak sanggup memperbaiki atau sedang mengerjai saya.  Mereka akan menguras uang saya dengan mengganti onderdil yang tak perlu. Tapi saya mencoba berfikir positif dan sabar menunggu hingga motor selesai diperbaiki.

Hari telah siang, suara adzan mesjid berkumandang di mana-mana.  Tetanda waktu Dhuhur telah masuk.  Motor pun telah selesai diperbaiki.  Setelah motor saya dicoba oleh mekaniknya, saya pun segera membayar.  Sebelum membayar, saya memastikan lagi kepada pemilik bengkel apakah suara motor sudah tidak bising lagi. Kata pemilik bengkelnya, suara bising masih ada sedikit dan untuk memperbaikinya harus belah mesin.  Dan mekaniknya tidak sanggup mengerjakannya.  Segera dia menyodorkan nota tagihannya.  Total biayanya seperti dugaan awal. Cukup fantastik, mencapai Rp. 1.350.000,-, Jasa mekaniknya saja tertulis Rp. 250.000,-.  Karena takut Dhuhur berlalu, saya segera membayar tagihan dan bergegas pulang. 

Meski kantong saya terkuras dalam-dalam, tetapi saya tetap bersyukur.  Bersyukur karena mereka tidak mampu belah mesin motor saya.  Bisa dibayangkan kalau mereka mampu belah, kantong saya mungkin tidak lagi terkuras dalam-dalam tetapi tersobek-sobek oleh mereka.  Sebab dengan bela mesin, tentu mereka minta bayaran lebih banyak.  Walaupun mesin motor saya belum tentu kembali sama seperti semula. 

Benar saja, di perjalanan pulang suara bising motor sepertinya tidak berubah.  Bahkan lampu indikator mesinnya menyala, pertanda mesin ada gangguan.  Saya pun menyesal menggunakan jasa bengkel tersebut.  Bukannya memperbaiki malah merusak.  Sebenarnya saya sempat berfikir untuk kembali ke bengkel tersebut untuk protes.  Tapi saya tidak punya cukup waktu karena selain waktu Dhuhur terbatas, saya juga ada kesibukan lain.  Saya pun dengan terpaksa harus balik ke rumah dengan perasaan was-was atas kendaraan saya.

Setelah sampai di rumah, kebetulan adik ipar saya sedang di rumah.  Saya pun meminta bantuan untuk mencari bengkel yang kira-kira bisa memperbaiki motor saya.  Kebetulan dia lama bekerja di dealer motor.  Jadi pasti dia tahu mana bengkel-bengkel yang bagus.  Dia pun merekomendasikan bengkel temannya di bilangan Jalan Argapura.

Setelah menunaikan shalat Dhuhur, segera saya membawa motor saya ke sana.  Bengkelnya agak kecil tapi sangat ramai.  Lebih ramai dibanding bengkel sebelumnya yang tempatnya lebih besar.  Banyak pemilik kendaraan yang mengantri untuk menggunakan jasa bengkel ini. Nama bengkelnya Bengkel Ketapang, letaknya di setelah pertigaan Jalan Amphibi Hamadi dengan Jalan Tasangkapura RRI.  Bengkelnya mengambil tempat di ruko bagian tengah di antara tiga deretan ruko lantai dua. Uniknya, tepat di depannya juga ada deretan bangunan ruko serupa, sama-sama dua lantai berderet tiga. Hanya beda warna cat.  Kalau deretan ruko Bengkel Ketapang dicat sesuai selera alias warnanya tidak seragam, maka sebaliknya tiga deret ruko di depannya dicat dengan warna seragam yaitu coklat muda berpadu biru.

Saya kurang tau kenapa bengkelnya diberi nama "Bengkel Ketapang".  Tapi dugaan saya, namanya bisa jadi seperti itu karena sekitar 10 meter dari bengkel ada beberapa pohon ketapang yang tumbuh subur menaungi emperan jalan. Pohon ketapang inilah yang bisa dijadikan petunjuk cara cepat menemukan Bengkel Ketapang . Sebab pemilik bengkel tidak memasang tulisan "Bengkel Ketapang" besar-besar sehingga tidak terlihat dari kejauhan. Tulisannya malah relatif kecil dan hurufnya tidak terlalu kontras dengan lingkungan sekitar.

Bengkel Ketapang di Bilangan Jalan Ardipura

Kami pun menyampaikan permasalahan motor saya sekaligus menceritakan bahwa sebelumnya telah diperbaiki di salah satu bengkel tetapi bukannya membaik justru suara bisingnya makin menjadi-jadi.  Menurut pengalaman mereka, kejadian seperti ini sering terjadi.  Dan sebagai etika bengkel, mereka dilarang oleh pemilik bengkel untuk ikut campur atau sekedar mengomentari permasalahan di bengkel sebelumnya.  Tapi yang jelas mereka akan mencoba memperbaikinya. Karena sepertinya motor saya harus mengantri cukup lama untuk diperbaiki, saya pun kembali ke rumah dan menitipkan nomor handphone.  Pemilik Bengkel Ketapang akan menghubungi saya setelah motor selesai diperbaiki.

Sekitar dua jam di rumah, handphone saya berdering bertanda ada kabar dari bengkel. Mereka berkabar kalau motor sudah selesai diperbaiki.  Dengan rasa senang, saya menyegerakan diri ke sana.  Dan setelah sampai, mekaniknya langsung menyalakan dan memperdengarkan suara mesin.  Benar saja, suara mesinnya kembali normal seperti semula.  Menurut pengakuan mereka, ada onderdil yang sudah rusak sehingga mesinnya seperti itu. Terus saya tanyakan apakah ada kaitannya dengan spare part yang diganti bengkel sebelumnya.  Dengan sopan mekaniknya menjawab kalau sepengetahuan dia, spare part yang diganti tadi tidak berkaitan dengan bunyi mesin.  Jadi dia menyarankan agar saya menjual spare part yang diganti tadi, jika ada yang mau.

Jengkel tentu saja.  Saya sempat berfikir untuk protes ke bengkel sebelumnya.  Tetapi saya mencoba menahan emosi dan berfikir positif.  Bisa jadi mereka memang tidak tau bagian mana yang rusak, bukan mau menguras uang saya.  Saya cuma berdoa, jika memang disebabkan ketidaktahuan maka saya ikhlaskan uang saya tadi, tetapi jika niat mereka untuk menguras uang saya, biarkan Allah yang memberi balasan.  Bukankah balasan dari Allah sebaik-baik balasan dan doa orang teraniaya akan terijabah secara langsung oleh-Nya.

Setelah memastikan mesin sudah kembali normal, saya segera membayar tagihan servicenya.  Ibu yang merupakan istri pemilik bengkel tersebut segera membuatkan nota.  Tagihannya ternyata tidak seberapa dibanding biaya yang harus saya keluarkan di bengkel sebelumnya.  Tagihannya hanya Rp.450.000,- dimana Rp.400.000,- untuk biaya pembelian spare part yang rusak dan Rp.50.000,- untuk biaya jasa perbaikan.  Biaya ini tentu jauh lebih murah dibanding bengkel sebelumnya.  Belum lagi waktu yang harus saya habiskan menunggu motor saya diperbaiki.  

Saya pun puas dengan jasa Bengkel Ketapang. Mekaniknya terampil dan beretika. Menurut informasi dari adik ipar, Bengkel Ketapang ini milik mantan mekanik senior di salah satu dealer motor yang menguasai pasar di Jayapura.  Jadi kalau mekaniknya ada masalah dengan motor, maka pemiliknya yang akan turun tangan untuk menyelesaikannya.  Maka dari itu, kerusakan motor selalu dapat diperbaiki di Bengkel Ketapang.  Dengan pelayanan yang diberikan, saya tidak akan berfikir dua kali untuk kembali menggunakan jasa Bengkel Ketapang jika ada masalah dengan kendaraan roda dua saya.

Pengalaman ini juga mengajarkan saya untuk lebih selektif memilih bengkel di Jayapura.  Sebab rupanya telah menjadi rahasia umum kalau ada oknum di bengkel tertentu mencari untung dengan memanfaatkan ketidaktahuan customer akan kondisi kendaraannya.  Modusnya dengan mengganti spare part kendaraan yang sebenarnya tidak perlu diganti.  Di masa pandemi COVID-19 ini di mana ekonomi lagi susah, oknum-oknum tersebut bisa jadi makin menjamur.
 

 


Comments

Popular posts from this blog

Cerita Sebungkus Nasi Kuning Jadi Honor Pertama dari Menulis

Tulisan dibayar pake uang bagi sebagian blogger adalah impian.  Saya pun demikian.  Mengapa tidak? Menulis untuk uang sama sekali jauh dari kata tabu untuk diimpikan? Sebab jika penulis dipandang sebagai profesi, maka itu adalah profesi yang halal sepanjang si penulis menulis yang baik-baik saja. Hanya bagi saya, uang dari tulisan sebatas bonus tambahan untuk melengkapi rasa puas yang saya dapatkan setelah menulis. Sebab kepuasan batin adalah motif utama kenapa saya menulis.   Apalagi jika pembaca berkenan berkomentar atas tulisan yang ter publish , kepuasan itu jadinya berlipat-lipat. Pengalaman pertama tentu berkesan.  Mungkin sebagian besar orang sepakat dengan pernyataan ini.  Cinta pertama, pandangan pertama, atau cinta pada pandangan pertama dan yang pertama-pertama lainnya tentu selalu tersimpan dan terjaga dengan baik dalam memori otak. Kesan atas yang pertama-pertama makin tertancap dengan kuat dalam chip memori otak, ketika yang pertama itu telah lama diimpikan untuk menja

Berbagi Pengalaman Mengurus KTP yang Hilang pada masa Pandemi Covid19 di Dukcapil Kota Jayapura

Mungkin ada sebagian orang yang penasaran akan rupa pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Jayapura di masa Pandemi Covid19 ini.  Untuk itu saya akan bercerita sekelumit pengalaman pribadi ketika mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang hilang. Semoga cerita ini dapat memberikan sedikit gambaran akan rupa pelayanan publik di Dukcapil Kota Jayapura saat ini. Semua bermula ketika saban hari saya kehilangan dompet yang berisi KTP dan beberapa surat penting di dalamnya. Untuk itu, mengurus KTP yang hilang menjadi prioritas pertama dibanding surat-surat penting lainnya. Sebab untuk mengurus yang lain selalu mensyaratkan KTP. Setelah mengurus Surat Kehilangan Barang dari Kepolisian setempat, segera saya mencari informasi tentang prosedur pengurusan KTP yang hilang. Seperti biasa, bertanya ke sahabat yang sehari-hari bekerja di lingkungan Pemkot Jayapura adalah cara cepat mendapatkan informasi akurat dan terpercaya terkait pelayanan publik di kota ini.  Da

Mengintip Peluang Bisnis dari Isi Tas Corona

Model Tas Corona (Sumber : WAG)  Pandemi Covid19 mendistrupsi dunia. Sebuah realitas tak terbantahkan saat ini. Budaya manusia pun tak luput  terdistrupsi.  Sebelum musuh tak terlihat ini hadir, interaksi manusia begitu bebas tak berjarak.  Namun dengan kehadirannya, budaya social distancing , physical distancing, jaga jarak atau apapun istilahnya beserta turunan-turunannya, tiba-tiba terlahir dan menjadi budaya baru manusia seantero jagad. Fenomena ini bukan lagi evolusi tetapi revolusi budaya. Sebab dalam tempo hanya sekitar tiga bulan budaya manusia tiba-tiba berubah, dari interaksi yang begitu luwes menjadi terbatas. Perubahan budaya yang sangat cepat ini disebabkan karena sepertinya manusia terbatasi waktu untuk menformulasikan model adaptasi baru menghadapi Covid19. Dari sudut pandang sosiologi, perubahan budaya seperti ini terlahir sebagai respon manusia terhadap serangan covid19 yang mengancam eksistensinya.  Dari sudut pandang biologi, teori evolusi Charles Darwin menyebutkan