Sumber : zeropromosi.com |
Jualan online saya pun saya pilih untuk menyalurkan kecintaan saya terhadapnya. Berbagai pengalaman sebagai pedagang online pun pernah tersuguhkan. Ada suka ada duka, kadang untung, kadang rugi. Tapi dibalik pengalaman tersebut selalu ada hikmah dibalik kejadian demi kejadian. Untuk itu, saya akan berbagi potongan pengalaman tersebut beserta hikmanya melalui tulisan ini. Siapa tahu bisa menginspirasi atau minimal sekedar tauAja.
Cerita kali ini tentang keajaiban doa online seller korban PHP pembeli. Boleh jadi hampir semua online seller pernah megalami yang namanya di PHP pembeli. Pembeli membatalkan pesanannya padahal sebelumnya sudah menyatakan komitmen membeli alias pembelinya memberi harapan palsu (PHP).
Ceritanya begini, suatu malam saya mendapat orderan melalui aplikasi marketplace dari seorang pembeli yang mengorder Parfum Kopi dan meminta untuk diantar besok. Karena sekaligus ingin menggali perilaku pembeli, saya mengantar sendiri pesanan tersebut beserta beberapa pesanan lainnya.
Singkat cerita, setelah sampai di TKP yang disepakati, nomor kontak si pembeli tidak diangkat-angkat saat dihubungi. Setelah berapa kali menghubungi nomor kontak tersebut, saya mulai sadar bahwa sepertinya saya di-PHP. Respon saya selanjutnya adalah saya lebih memilih berdoa semoga ada orang lain yang berminat dengan barang saya, dibanding marah-marah. Karena saya pikir, jika pun saya marah apakah bisa menyelesaikan masalah? Apakah si pembeli tadi akan datang untuk mengambil barangnya? Sebuah kemungkinan yang tidak mungkin terjadi. Jadi buat apa marah-marah.
Saya pun beranjak mengantar pesanan yang lain. Kali ini tidak PHP lagi malah sebaliknya. Ibu si pembeli barang malah curhat kalau di rumahnya sering mati lampu. Sambil curhat, dia mengintip isi tas yang saya gunakan menyimpan barang orderan. Karena penasaran, dia kemudian bertanya :
"Itu isi tas mas, lampu emergency yah?"
"Iya," Jawabku singkat
"Sudah ada yang punya ngak?" tanya si ibu lagi
"Belum bu, saya sengaja membawa ini sebagai cadangan, kali aja ada yang mau." Jawabku sambil penuh harap ibunya minat membeli
Sepersekian detik kemudian, benar saja, Alhamdulillah si Ibu ternyata mau beli lampu itu.
Hati senang, tentu saja. Tapi saya tidak belama-lama terhanyut dalam euforia itu. Saya langsung pamit sebab di dalam tas masih ada beberapa antaran lagi. Ditengah perjalanan, tiba-tiba tersadar kalau saya sedang melintas di depan rumah sahabat kantor. Entah kenapa saya ngebet pingin singgah. Jujur, niat utama saya bukan ketemu dengannya tapi penasaran dengan rupa rumahnya yang baru direnovasi untuk disulap jadi penitipan anak. Lagi pula sahabat saya telah pindah ke rumah barunya. Jadi saya berfikir dia pasti tidak berada di rumah itu.
Setelah sampai di depan pagar besi bercat hitam kelam, ternyata sahabat saya ada di rumah itu. Heran? sudah pasti, kenapa saya tiba-tiba saya nyasar ke rumahnya. Dia pun bertanya
" Kau dari mana?"
"Antar orderan." Jawabku singkat
Setelah bicara ngadol ngidul kate wong jowo, tiba-tiba sahabat saya bertanya lagi,
"Parfum Kopi masih ada ngak?"
"Masih" Kataku
Saya mau 10 tapi bayarannya nanti di kantor yah karena saya tidak bawa uang" Kata sahabat saya menambahkan
"Wow...orderannya 5 kali lipat dibanding orderan si pembeli PHP sebelumnya." Kataku riang dalam hati
Saya sempat bengong sendiri selama sepersekian detik, setelah mendengar orderan sahabat saya tadi. Heran karena doa saya ketika di PHP pembeli, langsung dibayar tunai oleh Allah dalam waktu tidak begitu lama. Bahkan Allah memberikan rezeki yang berlipat-lipat, tidak hanya dari sahabat saya tadi tetapi dari si Ibu yang menambah pembelian lampu emergencynya. Bagi saya ini sebuah rezeki yang ajaib, datang dari arah tidak terduga.
Di perjalanan pulang, dalam hati saya sangat bersyukur dengan pilihan untuk lebih memilih berdoa dibanding marah-marah saat di PHP pembeli. Mungkin saja,ketika tadi memilih marah-marah, Allah tidak akan memberi rezeki dari arah tak terduga seperti hari ini. Bukankah Allah membersamai hamba-hambanya yang sabar dan mengijabah doa hambanya yang teraniaya. Si pembeli PHP mungkin tertawa berbahak-bahak atas keberhasilan kejahilannya tetapi kita sebagai korban kejahilannya juga berhak tersenyum atas rezeki tak terduga sebagai orang teraniaya.
Comments
Post a Comment